KEPRIMOBILE.COM (KMC) , SURABAYA – Masih ingatkah dengan sosok Mbah Dul? Kakek penarik becak yang peduli pada aspal berlubang. Sempat menjadi fenomena dua tahun silam, keseharian Mbah Dul masih sama hingga hari ini. Mencari aspal berlubang dan memperbaikinya dengan alat seadanya.
Jalanan di Surabaya Utara tidak bisa disebut layak. Bopeng-bopeng menganga setiap beberapa meter. Ada yang kecil, ada pula yang besar. Tapi, tak peduli berapa ukurannya, semua bisa memakan korban. Apalagi bila pengendara tidak waspada dan berhati-hati. Belum lagi saat musim hujan tiba seperti sekarang. Nyaris setiap sore Surabaya dirundung mendung dan diguyur hujan. Mendadak muncul kolam-kolam kecil berisi air kecokelatan di jalan. Jika hujannya deras, banjir bakal menutup lubang-lubang jebakan itu.
Mungkin kelihatannya sepele. Padahal, lubang sekecil apa pun bisa menjadi petaka. Makin digerus air, makin besar kerusakannya. Hal itulah yang menjadi kekhawatiran Abdul Syukur (67). Kakek yang akrab disapa Mbah Dul tersebut sudah lama tergerak untuk memperbaiki jalan yang rusak. Tentu dengan usianya yang sudah senja, fisiknya tidak lagi seprima anak muda. Namun, hal itu tidak menghalangi semangatnya untuk menutup lubang-lubang jahanam di jalanan.
Pada 2015 mungkin Mbah Dul sedang mengalami momen keemasan. Bapak enam anak itu seperti mendapat durian runtuh. Ada seseorang yang melihat aksinya menambal jalan berlubang dengan pecahan aspal. Mbah Dul difoto dan potretnya diunggah ke media sosial. Nama Mbah Dul pun melejit. Berbagai media dan instansi menyambangi rumahnya di Jalan Tambak Segaran. Tidak sedikit pula yang memberinya penghargaan, bahkan materi. Termasuk juga Pemkot Surabaya. Wali Kota Tri Rismaharini turun langsung saat itu untuk menyapa Mbah Dul.
“Tapi, sekarang sudah hilang baunya,” tutur Mbah Dul ketika mengingat masa-masa itu. Mbah Dul menunjukkan setumpuk foto dan piagam penghargaan yang dia dapatkan dua tahun silam. Ada foto bersama para pejabat hingga artis-artis ibu kota. Semuanya dia simpan rapi dalam sebuah album sederhana yang tidak begitu tebal. Piagam yang diterima dari wali kota dan sebuah perusahaan IT diabadikannya dalam pigura berbingkai hitam.
Kali terakhir Mbah Dul merasakan ’kejayaan’ tersebut adalah ketika diberangkatkan umrah pada 2016. Oleh-oleh umrahnya berupa stiker berwarna hijau yang ditempelkan di lemari pakaiannya. Setelah itu, lampu sorot seolah meredup. Mbah Dul kembali menjadi sosok biasa yang sehari-hari bekerja sebagai penarik becak. Tetapi, semakin senja raganya, Mbah Dul tidak lagi mengayuh sesering dulu. Bahkan, kini dia memutuskan untuk tidak menjadi tukang becak lagi.(OKEZONE.COM)
Related Posts
Palestina kecam Israel gunakan kelaparan sebagai senjata di Gaza
Alasan Starbucks Disebut Pro-Israel dan Ikut Diboikot
Unilever Pro-Israel, Pepsodent, Sunsilk, Royco, Hingga Bango Kena Boikot
Lagi – Lagi Kebohongan Zionis Israel Terungkap! 28 Helikopter Apache Israel Bunuh Tentara dan Warga Sipilnya
Amerika Kian Dalam Terlibat Pembunuhan Masal (Genosida) oleh israel di Gaza, Palestina
No Responses