Umat Islam Tidak Diam Terhadap Masalah Bangsa, Ingat Sultan Syarif Kasim di Riau, Beliau Rela Berikan Tanah Untuk Negeri

Umat Islam Tidak Diam Terhadap Masalah Bangsa, Ingat Sultan Syarif Kasim di Riau, Beliau Rela Berikan Tanah Untuk Negeri

KEPRIMOBILE.COM (KMC) , JAKARTA – Bertempat di “Jaya Suprana School of Performing Arts”, Mall of Indonesia, Jakarta,digelar diskusi dengan teman “Islam di Indonesia”.Acara yang dipandu langsung oleh Jaya Suprana itu menghadirkan pembicara Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.Dalam diskusi yang dihadiri oleh rohaniwan Franz Magnis Suseno dan beberapa tokoh Tionghoa itu, Hidayat Nur Wahid memaparkan sejarah Islam di Indonesia.Dikatakan umat Islam di Indonesia mempunyai peran yang sangat besar. Dicontohkan Sultan IX Jogjakarta sebagai sultan dari kesultanan Islam telah memberikan tanah-tanah yang ada pada bangsa ini di awal kemerdekaan.

“Gelar dia adalah Abdurrahman Sayidin Panatagama Kalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sanga ing Ngayogyakarta Hadiningrat,” ujarnya.Apa yang dilakukan Sultan IX itu juga dilakukan oleh Kesultanan Riau. “Sultan Syarif Kasim memberikan tanah-tanahnya untuk Indonesia ketika negara ini berdiri. Sultan Syarif Kasim bahkan memberi wasiat agar keluarga tidak menuntut soal tanah-tanah yang sudah diberikan kepada Indonesia,” tandas HNW.Kesultanan Islam yang memberi kontribusi kepada Indonesia juga disumbangkan oleh Kesultanan Pontianak. Pada masa kesultanan itu di bawah Sultan Hamid II, sang sultan merancang lambang negara Garuda Pancasila. “Hal demikian menunjukan menyatunya Islam dengan Indonesia,” ujar Hidayat Nur Wahid.Lebih lanjut dikatakan, dalam masa-masa persiapan Indonesia merdeka, banyak tokoh-tokoh Islam yang menjadi anggota BPUPK. Dalam masa itu, tokoh-tokoh Islam yang berlatar belakang dari NU, Muhammadiyah, Aceh, dan lainnya sebagainya, rela menghilangkan tujuh kata dari Piagam Jakarta. “Islam terus berdialog hingga mencari titik tengah untuk tetap menjadi Indonesia,” tegasnya.Pada masa mempertahankan Indonesia merdeka, peran ummat Islam tetap terdepan. Ia menceritakan bagaimana kisah peristiwa pertempuran 10 November 1945 terjadi. Pertempuran mempertahankan Kota Surabaya itu bisa berlangsung secara heroik sebab ada peran dari ulama KH Hasyim Ashary. Pendiri NU itu mengeluarkan “Fatwa Jihad” yang berisi mempertahankan kemerdekaan bagi ummat Islam wajib hukumnya.(GORIAU.COM)

468x60

No Responses

Leave a Reply