Starry Night Vincent Van Gogh dalam Lego 1552 Balok

Starry Night Vincent Van Gogh dalam Lego 1552 Balok

KEPRIMOBILE-Pada pertengahan Juni 1889, Vincent van Gogh secara sukarela memasuki rumah sakit jiwa Sant-Paul-de-Mausole Lunatic Asylum karena mengalami gangguan mental.

Saat di rumah sakit jiwa, meski dia memotong telinga kirinya, van Gogh terus melukis dan menghasilkan karya-karya paling terkenal dari sana.

Pada Juni itulah, van Gogh melukis The Starry Night atau “Malam Berbintang”, salah satu karyanya yang paling populer.

Pada Juni itulah, van Gogh melukis The Starry Night atau “Malam Berbintang”, salah satu karyanya yang paling populer. Dalam surat kepada saudaranya, dia mengatakan bahwa lukisan itu adalah pemandangan yang dia lihat melalui jendela berjeruji besi di kamarnya. Dia melukis pemandangan tersebut lebih dari 20 kali.

Saat ini, mahakaryanya tersebut menjadi koleksi Museum Seni Modern di New York City. Meskipun Anda mungkin tidak dapat memiliki aslinya, Anda masih bisa mendapatkan salinannya, termasuk versi yang terbuat dari balok Lego.

Menariknya lagi, ide koleksi terbaru Lego kali ini berasal dari seorang mahasiswa PhD berusia 25 tahun yang bernama Truman Cheng.

Dia mengirimkan ide Starry Night versi Lego ke situs web Lego, hingga mendapatkan 10.000 dukungan suara, yang membuat perusahaan memproduksi set tersebut.

“Suatu hari, saya baru bermain Lego, dan saya menyadari bahwa menumpuk pelat Lego secara acak bisa sangat mirip dengan sapuan kuas van Gogh.”

“Sungguh mengusik otak untuk menghasilkan trik dan teknik untuk menangkap tampilan lukisan aslinya, ” ujar Cheng.

Untuk membuat ulang lukisan itu, Cheng menggunakan 1.552 balok, membuat bentuk 3 dimensi dari gambar 2 dimensi, termasuk awan yang berputar-putar, lereng bukit yang melengkung, dan pohon cemara yang menjulang tinggi.

Set ini juga termasuk figur mini Vincent van Gogh, yang dilengkapi dengan kuas cat, palet lukis, kuda-kuda, dan lukisan Starry Night berukuran mini. Tidak ada kabar apakah figur pelukis ini memiliki telinga kiri atau tidak.

Cheng mengungkapkan bahwa Lego ini lebih dari mainan, melainkan juga sesuatu yang mirip dengan lukisan.

“Saya bisa mengekspresikan diri, membuat karakter dan patung dari imajinasi saya. Ini adalah pengalaman yang sangat menenangkan di mana saya bisa melupakan masalah kecil dalam kehidupan sehari-hari, dan tersesat dalam imajinasi saya sendiri. Ya, sangat mirip dengan lukisan,” cetusnya. (Kompas.com)

 

 

 

 

468x60

No Responses

Comments are closed.