UNESCO memberikan Penghargaan Kebebasan Pers Dunia kepada jurnalis Palestina yang meliput Gaza dalam keadaan dramatis. Upacara penghargaan berlangsung di Santiago, Chili, pada 2 Mei, dalam Konferensi Kebebasan Pers Dunia.
Ketua Juri Internasional, Mauricio Weibel, menyatakan solidaritas dan pengakuan kuat kepada para jurnalis Palestina atas keberanian dan komitmen mereka dalam meliput krisis tersebut.
Konflik di Gaza telah menyebabkan seriusnya konsekuensi bagi jurnalis. Sejak Oktober 2023, 26 jurnalis dan pekerja media telah tewas dalam tugas mereka, menurut UNESCO.
UNESCO memberikan dukungan praktis kepada jurnalis yang meliput dari zona konflik, termasuk distribusi perlengkapan esensial, penyediaan ruang kerja aman, dan dana darurat bagi jurnalis di berbagai negara.
Penghargaan ini diberikan setiap tahun sejak 1997, sebagai pengakuan atas kontribusi luar biasa dalam memperjuangkan kebebasan pers, terutama dalam menghadapi bahaya. Nama penghargaan ini diambil dari Guillermo Cano Isaza, seorang jurnalis Kolombia yang tewas pada tahun 1986.
sumber : republika.co.id
Related Posts
Parlemen Jepang Sahkan UU Keamanan Siber Aktif, Pemerintah Boleh Pantau Data Komunikasi Asing
“Kita Tak Boleh Jadi Bangsa Kacung” — Prabowo Ajak Negara OKI Bersatu Suarakan Kemerdekaan Palestina
Perang Dagang China dan AS Terus Makin Panas, China Naikkan Tarif Hingga 125% untuk Amerika Serikat
Ketahanan Ekonomi Nasional Terancam Akibat Kebijakan Impor Trump
Israel Larang Bantuan Kemanusiaan Masuk ke Jalur Gaza, Ini ‘Kejahatan Baru’
No Responses