Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat harga referensi (HR) minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) untuk periode Februari 2025 mengalami penurunan sebesar US$104,10 atau 9,82%, menjadi US$955,44 per metrik ton (MT).
Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Isy Karim, menjelaskan bahwa penurunan harga ini disebabkan oleh melemahnya permintaan, terutama dari India, serta penurunan harga minyak nabati lain seperti minyak kedelai dan rapeseed.
“Saat ini, HR CPO turun mendekati ambang batas US$680 per MT. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang berlaku, pemerintah menetapkan bea keluar (BK) CPO sebesar US$124 per MT dan pungutan ekspor (PE) sebesar 7,5% dari HR CPO Februari 2025, yaitu US$71,66 per MT,” ujar Isy dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (1/2).
Penetapan HR CPO diperoleh dari rata-rata harga selama 25 Desember 2024 – 24 Januari 2025 pada berbagai bursa perdagangan, yaitu:
- Bursa CPO Indonesia: US$867,83 per MT
- Bursa CPO Malaysia: US$1.043,05 per MT
- Pasar Lelang CPO Rotterdam: US$1.253,90 per MT
Sesuai dengan Permendag Nomor 46 Tahun 2022, jika terdapat selisih harga lebih dari US$40 di antara ketiga sumber, maka harga referensi dihitung berdasarkan dua harga median terdekat. Oleh karena itu, harga referensi CPO untuk Februari 2025 ditetapkan dari bursa CPO Malaysia dan Indonesia, menghasilkan angka US$955,44 per MT.
Selain itu, minyak goreng jenis Refined, Bleached, and Deodorized (RBD) Palm Olein dalam kemasan bermerek dan berat bersih ≤ 25 kg dikenakan bea keluar sebesar US$31 per MT. Merek yang dikenai kebijakan ini tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan (Kepmendag) Nomor 124 Tahun 2025.***
Related Posts
Harga CPO Kembali Melemah di Bursa Malaysia, Tekanan Produksi dan Stok Tinggi Jadi Penyebab
CBA Soroti Standar Kemiskinan BPS, Dinilai Tak Sesuai Realitas dan Rugikan Rakyat
Harga CPO Mungkin Masih Kena Press, Bagaimana Kondisi Sentimen Pasar di Pekan Ini?
Kementerian BUMN Gelar Workshop “UMKM Naik Kelas” di Surabaya, Dorong Ekonomi Rakyat Lebih Mandiri
Harga CPO di Bursa Malaysia Melemah, Dipicu Kekhawatiran Produksi Naik dan Permintaan Ekspor Lemah
No Responses