KEPRIMOBILE.COM (KMC) , GRESIK-Langkah cepat dilakukan pihak kepolisian setelah kejadian meninggalnya enam siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mambaus Sholihin, yang beralamat di Desa Suci, Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur, saat mengikuti outbound yang digelar di lahan bekas tambang kapur.
Ada sebanyak enam saksi yang diperiksa pihak kepolisian, mulai dari pengurus pondok pesantren, di mana MTs tersebut bernaung, hingga para siswa atau santri senior yang menjadi pembina dalam agenda outbound tersebut.
“Kami sudah periksa enam orang saksi, baik dari perwakilan pondok pesantren maupun sekolah, yang kami anggap bertanggung jawab pada kegiatan itu,” ujar Kanit Reskrim Polsek Manyar Ipda Yoyok Mardi, Kamis.
Bahkan, keenam saksi yang diketahui bernama Miftahul Hadi, Rofik, Sudarsono, Zubaidi, Ali Ghufron, dan Arifudin tersebut, sudah sempat diajak langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), pada Kamis sore, untuk menjelaskan kronologis kejadian.
“Dari penuturan saksi, pada dasarnya, mereka mengakui jika sedang melakukan outbound kepada siswa kelas IX yang sebentar lagi mau lulus. Tapi mereka menolak, bila dalam rangkaian outbond ada acara berenang melintasi bekas galian tambang yang ada di sana,” jelasnya.
Para siswa diajak menjalani outbound, kata Yoyok, untuk lebih mengenalkan alam sekitar pondok pesantren dan sekolah.
Ajakan itu pun tidak dilakukan secara aneh-aneh, lantaran siswa sebenarnya hanya diajak untuk melintasi bekas galian tambang dengan berjalan kaki, tanpa adanya agenda berenang di area tersebut.
“Hanya berjalan biasa, normal saja, dengan disiapkan beberapa rintangan yang dibuat dari tali plastik (rumput jepang). Tidak ada agenda sampai berenang. Tapi di salah satu titik itu, ada sebagian siswa yang kemudian sambil menantikan rombongan berjalan mereka bercanda, dengan saling dorong mendorong, dan sampai terjatuh ke dalam kubangan,” beber Yoyok.(TRIBUNBATAM.COM)
No Responses