Erupsi Gunung Anak Krakatau Memasuki Fase Berbahaya

Erupsi  Gunung Anak Krakatau Memasuki Fase Berbahaya

KEPRIMOBILE.COM – Erupsi Anak Krakatau disebut sebagai penyebab longsor bawah laut yang memicu gelombang tsunami yang menewaskan ratusan orang Sabtu lalu.

Gunung api ini sedang memasuki fase baru dan mematikan, kata seorang ahli vulkanologi asal California, Jess Phoenix, setelah ia melihat gambar-gambar erupsi dan menganalisis lini masa erupsi.

Gunung pendahulu Anak Krakatau ini memberikan perspektif untuk sejumlah peneliti.

Krakatau adalah stratovolkano (gunung berapi tinggi berupa lapisan-lapisan yang terdiri atas lapisan lava mengeras serta abu vulkanis) berbentuk kerucut yang nampak kokoh dan menjulang.

Uap air adalah fenomena yang wajar bagi gunung api yang tidak sedang mengalami erupsi. Hal itu disebabkan oleh air yang dipanaskan dalam tubuh gunung api meluap ke permukaan.

Skala itu mengukur material yang dimuntahkan oleh gunung api dan peningkatannya secara eksponensial. Skala skala ‘0’ atau ‘1’ juga ditemui pada erupsi gunung api di Hawaii, sementara skala 8 adalah skala bencana besar, seperti erupsi di Yellowstone 630.000 tahun yang lalu.

Tipe letusan seperti ini dapat berlangsung setiap hari selama bertahun-tahun tanpa menyebabkan letusan yang lebih besar.

Namun, jika magma yang masuk ke sistem semakin banyak, sangat mungkin gunung api akan mengalami erupsi dalam skala yang lebih besar.

Gunung AnakKrakatau mengeluarkan material pijar.

Pendar-pendar tersebut menunjukkan bahwa material yang keluar itu cukup panas. Beberapa waktu kemudian, pendar itu akan mendingin dan berubah menjadi warna hitam.

Material tesebut adalah magma pendingin yang dapat membentuk abu, fragmen-fragmen kecil lava yang disebut lapili dan objek-objek lebih besar yang disebut bom lava.

Semua material ini berbahaya untuk manusia. Bom lava dapat terbang sejauh ratusan meter dari puncak gunung api sebelum jatuh ke tanah.

Gunung itu berada di tengah lingkaran yang terdiri dari tiga pulau, yang menunjukkan perkiraan lokasi gunung Krakatau semula.

Erupsi pada tahun 1883 menyebabkan ambruknya struktur-struktur utama Gunung Krakatau. Gunung Anak Krakatau kemudian terbentuk dari area yang hancur saat ia menyeruak ke permukaan laut di tahun 1930.

Erupsi mengancam penerbangan dan kesehatan manusia, karena terdapat fragmen bebatuan yang bersifat merusak jika mengenai mesin atau dihirup oleh manusia.

Massa fragmen bebatuan itu juga dapat menyebabkan ambruknya bangunan-bangunan.(Detikcom)

468x60

No Responses

Leave a Reply