Kota Tua di Pekanbaru, Dulu Seram Kini Berwarna-Warni

Kota Tua di Pekanbaru, Dulu Seram Kini Berwarna-Warni

KEPRIMOBILE – Kampung Bandar, kawasan kota tua di Pekanbaru, Riau kini berubah. Dulunya terkesan menyeramkan, tapi kini jadi kinclong dan berwarna-warni.

Kampung Bandar dan pelabuhan tua Pelindo kini terlihat lebih hidup dan jauh dari kesan kuno dan menyeramkan karena penyelenggaraan Riau Festival 2019 pada 11 April. Kawasan kota tuanya Pekanbaru di tepi Sungai Siak ini menjadi potensi wisata yang lekat dengan kehidupan warga dan sejarah masa lalu di dalamnya.

Warga Kampung Bandar terlihat antusias menyambut penyelenggaraan Riau Festival mulai dari memperbaiki jembatan kayu yang rusak, membuat lukisan di area pelabuhan, hingga ikut berjualan makanan saat acara.

“Senang karena nampak bersih, rapi jadinya. Saya bilang dinding (rumah) bapak dicat saja, sekarang jadi nampak semarak Kampung Bandar ini,” kata warga Kampung Bandar, Pak Itam kepada detikcom, Jumat (12/4/2019).

Menurut dia, berkat penyelenggaraan Riau Festival terasa manfaatnya untuk warga setempat. Daerah kota tua itu kini terlihat lebih rapi dan penuh warna. Ia merasa kebanggaan bagi warga ketika daerah itu menjadi lokasi Riau Festival, sebab rumah-rumah tua yang mulai rusak jadi diperbaiki.

“Kemarin nampak jelek sekali, nampak kayunya lapuk-lapuk. Sekarang nampak bersih, senang dan bangga jadinya karena ada gambar-gambar adat Melayu,” kata Pak Itam.

Penyelenggara Riau Festival atau RiauFest 2019 menggunakan puing-puing rumah tua bekas kebakaran di Kampung Bandar jadi area pameran visual berupa foto dan mural.

Kampung Bandar merupakan daerah kota tuanya, jadi saksi bisu cikal bakal Pekanbaru yang pertama dibuka oleh Kesultanan Siak Sri Indrapura di tepi Sungai Siak. Peninggalan bersejarah hingga kini masih ada, namun pada awal 2018 belasan rumah yang usianya ada yang sudah seabad, terbakar di daerah itu dan kini tinggal menyisakan tapak rumah panggungnya saja.

Lokasi itu yang dijadikan tempat pameran foto dan mural yang tersebut menarik perhatian pengunjung hingga bintang tamu yang akan tampil, yakni bassis jazz nasional Bintang Indrianto.

“Saya terenyuh melihatnya karena ternyata lokasi pameran ini bekas rumah yang terbakar. Apalagi, itu rumah-rumah tua yang harusnya dilestarikan,” kata Bintang Indrianto.

Ketua Panitia RiauFest 2019 dari Komunitas Pekanbaru Heritage Walk (PHW), Mike Agnesia Kemilau, mengatakan di festival itu terdapat lokasi yang diberi nama Bandar Mural. Area itu merupakan reruntuhan bekas kebakaran yang akan menjadi bagian dari instalasi 144 karya seni yang dipajang di sana.

Ia menjelaskan Riau Festival adalah acara yang menggabungkan wisata budaya atau heritage dengan pendekatan modern yang bisa diterima anak muda generasi milenial.

“Riau Festival tujuannya adalah membuat creator muda melihat dan mau mengembangkan heritage Pekanbaru dan Melayu dari kacamata mereka sendiri,” katanya.

Rangkaian festival itu melibatkan warga setempat dan berbagai komunitas. Pekanbaru Heritage sebagai pelaksana RiauFest memilih lokasi Kampung Bandar karena daerah itu punya nilai sejarah tinggi sebagai cikal bakal Kota Pekanbaru sekarang.

Keunikan acara itu karena menyatukan banyak elemen sejarah dan modern. Sebanyak tujuh komunitas mural di Pekanbaru juga ikut berkolaborasi dengan PHW dalam rangkaian RiauFest 2019. Komunitas tersebut antara lain Doodleart Pekanbaru, Kumaga, Komik Riau, Sikari, Hikaru, Urban Sketchers Pekanbaru, dan Peviart.

Seniman mural juga mulai membuat mural sepanjang 140 meter di dermaga tua Pelindo 1 yang juga menjadi lokasi penyelenggaraan RiauFest. Selama ini kawasan dermaga itu dibiarkan begitu saja sejak kapal tak lagi bersandar di sana.

Kawasan ini sangat berdekatan dengan Pasar Bawah Pekanbaru. Kawasan Pelindo malam hari hanya ada pemandangan yang gelap. Biasanya ada beberapa nongkrong di tepi pelabuhan hanya untuk memancing yang kadang sambil pacaran.

Kini, dengan adanya komunitas tersebut, mencoba menyulap kawasan pelabuhan yang sudah lama vakum dijadikan kawasan objek wisata.

Pengunjung RiauFest bisa melakukan ‘Jelajah Kampung Bandar’. Panitia akan mengajak pengunjung untuk menelusuri kembali jejak sejarah Kota Pekanbaru yang terasa kental peninggalan arsitekturnya di area sepanjang tepian Sungai Siak.

Rute Jelajah Kampung Bandar ada sejumlah pemberhentian (check point), antara lain Rumah Singgah Sultan Siak, Rumah Tinggi (Rumah Tenun), Bandar Mural, Cerita Kampung Bandar, Massive Ground Mural Painting, Pusat Kuliner (sajian kuliner dan Nuansa Nostalgia), dan Pentas Kreatif Melayu.

Area pentas kreatif Melayu untuk penampilan musik dan hiburan lainnya akan berlokasi di area pelabuhan tua Pelindo1 dengan latar belakang langsung terlihat Jembatan Marhum Bukit. Panggung berkonsep terbuka itu menampilkan Freza and Friends, Wan Dance Studio membawakan koreografi Bokal, dan bintang utamanya Geliga Jazz featuring Bintang Indrianto, Kadek Rihardika (Fusionstuff), dan Bonita (Bonita & the Hus Band). Acara hiburan ini dibuka sejak pada Kamis (11/4) malam.

Meski sempat terkendala karena hujan turun jelang acara, pengunjung RiauFest merasa terhibur dengan penampilan musik terutama bintang utamanya. Pelantang suara dari Madas juga berhasil mengeluarkan ambiens dari tiap lagu yang dimainkan para musisi.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Riau, Fahmizal Usman pun mengaku sangat mengapresiasi iven tersebut.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan seperti Riau Festival ini, karena keuntungannya banyak. Dapat membantu pemerintah dalam mengembangkan sektor pariwisata dan meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Apa lagi di sini, masyarakat dilibatkan langsung, seperti mereka bisa berjualan,” kata Fahmizal.

Harapan dari musisi bintang tamu agar Riau Festival bisa digelar secara rutin tiap tahun karena dinilai sangat unik.

“Saya terpukau karena sejarah lokasi kampungnya ternyata ini kampung pertama di Pekanbaru, tidak banyak orang yang tahu. Maunya dengan acara ini diangkat lagi, itu bagus banget,” kata gitaris Kadek Rihardika(detikcom)

468x60

No Responses

Leave a Reply