Angin Puyuh, Warga Batam Berlarian

Angin Puyuh, Warga Batam Berlarian

n

KEPRIMOBILE.COM- Khawatir diterjang angina puyuh sejumlah warga di Batam berlarian menyelamatkan diri. Bahkan, sebagian murid SDN 006 Nongsa, terlihat berlarian karena takut dengan feno­mena tersebut. Kepala SDN 006 Nongsa, Djali Marwan, mengatakan, pihaknya memulangkan siswanya akibat melihat fenomena ini.

”Saat
itu sedang PBM (Proses Belajar Mengajar),” katanya, Jumat (4/10/2019).

Begitu fenomena cuaca ini terlihat, ia berinisiatif memulangkan
anak didiknya. ”Pukul 11.00 sudah balik, saya sudah koordinasi dengan
Sekretaris Dinas (Pendidikan),” ungkapnya.

Fenomena sengkayan atau air berputar yang terangkat ke atas oleh angin
puyuh (
waterspout) terlihat di Perairan Teluk Mata
Ikan, Nongsa, Jumat (4/10/2019). 
Waterspout berbentuk belalai awan atau
awan yang berbentuk corong yang terhubung dengan awan pekat 
comulonimbus.

Secara umum, waterspout disebut
sebuah tornado non supersel di atas air. Warga Batubesar, Nongsa mengira
penampakan sengkayan adalah angin puting beliung sehingga sempat menimbulkan
kepanikan.

Dari penelusuran yang dilakukan kepolisian, kejadian
diperkirakan pukul 10.25 WIB. Kanit Reserse Polsek Nongsa, Iptu Yustinus
Halawa menuturkan, waterspout itu mulai terlihat
di depan perairan Nongsa Village. Namun, setelah satu jam angin tersebut hilang
dengan sendirinya. ”Tidak sampai ke daratan. Hilang di tengah laut,” ucapnya.

Ia
mengaku, begitu mendengar ada informasi tersebut, segera turun dan memantau
kondisi di lapangan. ”Hingga kini (kemarin, red), kami tidak mendapatkan
laporan kerusakan atau kerugian dari masyarakat,” tuturnya.

Forecaster Stasiun Meteorologi
(Stamet) Hang Nadim Batam, Riza Juniarti, melihat fenomena cuaca tersebut bukanlah
angin puting beliung. Karena, dari pantauan radar Stamet Hang Nadim, tidak
terpantau adanya puting beliung. Menurutnya, angin puting beliung tidak bisa
diprediksi, tapi bisa terpantau aktivitasnya setengah jam sebelum
kemunculannya.

”Kalau melihat videonya itu, itu
yang seperti belalai itu funnel cloud. Dari video itu
sepertinya letaknya jauh, kemungkinan kejadiannya di laut. Lebih mengarah ke waterspout,”
ujarnya.

Ia menjelaskan, belalai awan yang terjadi di darat dinama­kan funnel
cloud
 (awal terjadinya tornado). Jika kejadian di laut
dinamakan waterspout.
Ia mengatakan, kejadian seperti ini sering terjadi saat peralihan cuaca. Batam,
kata Riza, memasuki peralihan cuaca. Ia berharap masyarakat selalu berhati-hati
dengan perubahan cuaca secara mendadak.

”Waspada akan bahaya dan dampak dari awan comulonimbus,” ujarnya.

Editor: Roy

468x60

No Responses

Leave a Reply